AL-QUR'AN & HADITS

Jumat, 27 Januari 2012

[Skin] Aqua Dragon Massive Armored Unit (MAU)

 - Dedicated to RF Devilhat -

Wah sudah lumayan lama ngk posting masalah RF, hehehe,,
ya sudah, di sini ane pengen share skin MAU editan sendiri, jadi mohon dimaklumi lho ya klo belepotan :D

Sesuai judul + nama file nya, Aqua, berarti warna kebiru-biruan ^_^ dan sedikit tambahan "tatto" di beberapa bagian MAU nya.

Penasaran? Pengen liat SS nya? Langsung download dah, buka folder SS di dalamnya aja ya~

- CLICK TO DOWNLOAD -

Cara pake? Gampang. Tinggal klik kanan, tujukan ke folder RF kalian, selesai.

Selamat mencoba!

Senin, 16 Januari 2012

Matilda, Nama Spesies Baru Ular Bertanduk



Spesies ular berbisa baru ditemukan di kawasan terpencil Tanzania, sebuah negara di kawasan Afrika Timur. Ular dengan warna hitam dan kuning sepanjang 60 sentimeter itu pun memiliki nama cantik: Matilda, atau lengkapnya Matilda Viper Bertanduk.

Seperti namanya, ada bentuk menyerupai tanduk di atas mata reptil ini. Penemuan spesies terbaru ular ini kemudian masuk dalam jurnal "Zootaxa".

Nama Matilda sendiri diambil dari nama putri Direktur Wildlife Conservation Society di Tanzania, Tim Davenport. Putri Tim yang bernama Matilda, menemukan ular itu saat dia berusia 5 tahun (kini Matilda Davenport berusia 7 tahun).

Tapi, para ilmuwan ini menyembunyikan lokasi ditemukannya Matilda. Karena, para ilmuwan ini mengkhawatirkan Matilda menjadi buruan para pemburu ilegal.

 

Kelompok konservasi dari Wildlife Conservation Society menyatakan, habitat ular ini hanyalah beberapa kilometer persegi. Habitatnya pun sudah tercemar oleh penebangan liar dan tempat pembuatan arang.

Karena itu, Matilda pun kemudian diklasifikasi sebagai spesies yang kritis dan terancam punah. Walaupun begitu, koloni perkembangbiakan sudah dibuat, untuk menyelamatkan keberlangsungan generasi baru Matilda. Setidaknya ada tiga jenis ular viper yang ditemukan di Afrika dalam tiga dekade terakhir. Karena itu viper merupakan jenis ular yang langka.  | BBC | IBT

7 Tahun Lalu, Bumi Hampir Berakhir

VIVAnews - Pada 27 Desember 2004, mendadak sebuah lontaran energi tak kasat mata menghantam Bumi. Ia diperkirakan berasal dari jarak yang cukup jauh, yakni dari konstelasi Sagitarius yang jaraknya mencapai sekitar 50 ribu tahun cahaya atau kurang lebih 473 ribu triliun kilometer.

Ledakan dan hantaman sinar gamma ini pertamakali terdeteksi oleh satelit Swift milik NASA. Adapun bagi astronom, pengamatan terhadap kejadian tersebut memberikan contoh paling detail dari lontaran energi yang pernah terekam sepanjang sejarah.

Meski lontaran energi itu hanya menyerang selama sekitar 0,2 detik, tetapi energi itu sama banyak dengan energi sinar matahari yang menyinari Bumi hingga 500 ribu tahun lamanya.

Akibat hantaman energi sinar gammar dahsyat tersebut, banyak satelit elektronik yang mengorbit Bumi mengalami kerusakan. Atmosfir teratas Bumi juga mengalami ionisasi luar biasa.

Setelah diteliti lebih lanjut, astronom mendapati bahwa sumber serangan adalah magnetar langka yakni SGR 1806-20 yang berada di sisi lain galaksi Bima Sakti.

Soft gamma ray repeaters (SGRs) ini terjadi saat medan magnet yang tengah terbelit berupaya untuk merapikan kembali dirinya dan memecah kerak magnetar tersebut. Akibatnya, terjadi lontaran energi dengan zona mematikan yang bisa mencapai beberapa tahun cahaya.

Magnetar sendiri punya medan magnet 1.000 kali lipat dibanding pulsar (bintang neutron bermedan megnet tinggi yang memancarkan radiasi elektromagnetik) biasa. Ia sangat kuat dan bisa mengakibatkan kehancuran apapun yang ada dalam jarak 1.000 kilometer di sekitarnya.

 
 Ilustrasi lontaran sinar gamma yang menghantam atmosfir bumi, 2004 lalu. (Dailygalaxy.com)

“Satelit Swift didesain untuk menemukan lontaran yang tidak lazim,” kata Neil Gehrels, peneliti dari Goddard Space Flight Center, NASA, dikutip dari Daily Galaxy, 27 Desember 2011. “Kita benar-benar terhantam telak dengan yang satu ini,” ucapnya.

Beruntung bagi Bumi, jarak sumber ledakan itu sangat jauh. Dan gamma-ray burst (GRB) berikutnya yang akan datang, kemungkinan hadir dari jarak ribuan tahun cahaya dari Bumi.

Fenomena seperti ini juga kemungkinan hanya terjadi satu kali dalam satu dekade. Artinya, GRB yang menghantam atmosfir Bumi pada tahun 2004 lalu merupakan kejadian yang sangat langka.